SUARACELEBES.COM, MAKASSAR – Dosen Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM) Berbagi Ilmu “Membatik” ke Sanggar Seni Disabilitas Sipakatau di Fakultas Seni dan Desain di Ruang Batik lantai 1 FSD UNM, Sabtu (20/1/2024).
Kegiatan yang dihadiri oleh Ketua Prodi Pendidikan Seni Rupa FSD UNM Hasnawati, S.Pd., M.Pd, Aulia Evawani Nurdin, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pendidikan Seni Rupa, dan Selfiana Saenal, S.Pd., M.Sn selaku ketua Sanggar Seni Disabilitas Sipakatau sekaligus Dosen Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik Fakultas Seni dan Desain UNM.
Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa FSD UNM menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan hal yang jarang dilakukan oleh penyandang disabilitas dan menjadi salah satu ruang ekspresi dalam meningkatkan keterampilan bagi teman tuli.
“Melalui kegiatan ini teman tuli di Sanggar Seni Disabilitas Sipakatau memiliki pemahaman dan keterampilan serta mampu mengekpresikan diri dalam berkarya batik tulis,” tuturnya.
Lanjut, Kaprodi mengatakan Fakultas Seni dan Desain UNM menjadi salah satu Universitas yang memiliki aksesibilitas untuk belajar dan berkarya seni yang diperuntukkan penyandang disabilitas.
Kemudian Aulia Evawani Nurdin menyampaikan bahwa yang dilakukan hari ini merupakan pengalaman baru bagi teman tuli yang tergabung di Sanggar.
“Disamping pengalaman baru membatik, ini sebagai media ekspresi dan salah satu upaya untuk melestarikan budaya bagi penyandang disabilitas generasi Gen Millenial dan Gen Z,” jelasnya.
Ketua Sanggar menyampaikan peserta pelatihan ini merupakan Disabilitas Sensorik yang berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan seperti Makassar, Gowa, Maros, Palopo, dan Takalar.
Teman tuli yang mengikuti kegiatan membatik, merasa senang karena mendapatkan pengalaman baru yakni membatik. Mereka juga mengungkapkan keinginan untuk berkuliah di Fakultas Seni dan Desain UNM.
“Saya berharap kedepannya semakin banyak akademisi dan praktisi memberikan pelatihan Seni bahkan ilmu-ilmu lainnya untuk Disabilitas demi memberikan kesempatan yang sama kepada disabilitas serta menciptakan lingkungan yang Inklusi,” ungkapnya.
Peserta kegiatan membatik ini sangat senang dan merasakan pengalaman membuat batik secara langsung. Selama ini mereka melihat pembuatan di Youtube dan memakai batik tanpa tahu membuat batik itu sangat sulit.
Menurut laila, salah satu peserta menyampaikan bahwa kita harus sabar dan fokus dalam membuat batik tulis.
Hani menambahkan bahwa membatik pada awalnya dianggap kegiatan biasa saja, tetapi setelah membuat batik tulis dia merasa kesulitan dalam pembuatan, namun dia sangat senang mengikuti kegiatan membatik dan melihat karya batik tulis yang dibuatnya sendiri.