SUARACELEBES.COM, MAKASSAR – Mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademika tentunya mempunyai tanggung jawab dalam penerapan tri dharma perguruan tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat.
Salah satu wadahnya yaitu dengan mengikuti kegiatan program kreativitas mahasiswa yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi dibawah Kemendikbudristek.
Kegiatan ini berlangsung beberapa hari lalu di Rutan Kelas 1 Makassar, Jl. Rutan No.8, Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sabtu (26/08/2023).
Kegiatan pengabdian ini dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM). Adapun mahasiswa yang terlibat pada kegiatan ini, Tri Putri dari Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Muhammad Fernanda Putra dari Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) dan Andi Nurfadilah dari Psikologi.
Aulia Evawani Nurdin, S.Pd., M.Pd. Merupakan Dosen Pendamping dari Fakultas Seni dan Desain (FSD) menyampaikan bahwa program ini merupakan kolaborasi antara dua bidang ilmu yaitu seni dan psikologi dengan memberikan pelatihan membuat batik tulis berbasis kearifan lokal Sulawesi Selatan.
“Serta penyuluhan terkait terapi sebagai pembentukan mental strength dan upaya peningkatan ketahanan emosional kepada warga binaan Rutan Kelas 1 Makassar,” tuturnya.
Kepala Rutan Kelas I Makassar, Moch Muhidin. Bc.I.P., S.H. membuka secara resmi kegiatan Terapi Batik yang diselenggarakan di ruang kunjungan Rutan Kelas 1 Makassar. Dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas diselenggarakannya kegiatan pembinaan tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa terapi batik merupakan terobosan yang sangat bagus karena baru pertama kali dilakukan lingkup UPT Pemasyarakatan Sulawesi Selatan.
“Terima kasih untuk UNM, sinerginya bagus sekali. Kebetulan di sini programnya membatik dikaitkan dengan terapi psikologi, yang memang sebelumnya belum pernah ada. Nah, kalau bicara batik kita mungkin kepikiran hanya Jogja, Pekalongan, dan Kalimantan. Tetapi, membatik juga ada di Rutan Makassar,” ungkapnya antusias.
Untuk itu, Kepala Rutan Kelas 1 Makassar ini mendorong warga binaannya untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan baik karena selain menjadi terapi kecemasan selama menjalani masa pidana juga dapat menjadi bekal keterampilan yang bernilai ekonomi setelah bebas nanti.
“Saya minta untuk para peserta ini, ikuti dengan baik, tekun. Meski sebelumnya akan diterapi dulu mentalnya, karena melukis ini harus dengan perasaan yang tenang, rileks dan konsentrasi. Semoga bermanfaat untuk saudara-saudara, kelak bisa bawa oleh-oleh keterampilan batik pulang ke rumah,” tuturnya.
Semoga kegiatan ini menjadikan mahasiswa tetap bersemangat untuk terus berkarya, berinovasi dan berkolaborasi antar bidang ilmu pada kegiatan program kreativitas mahasiswa pengabdian kepada masyarakat.