SUARACELEBES.COM, MAKASSAR – SMP Islam Athirah Makassar Gelar Workshop Pembuatan Modul Ajar Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan di lantai 5 Menara Athirah, Selasa-Rabu (4-5 Juli 2023).
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh guru SMP Islam Athirah Makassar yang dipandu oleh empat fasilitator, yakni Rini Budiarti, M.Pd., Munira,S.Pd., Hj.Hilma Yusuf,S.Pd., dan Firdayanti Firman, S.Pd.
Kepala SMP Islam Athirah Makassar Nilamartini, S.Pd., M.M meyampaikan bahwa SMP Islam Athirah pada tahun ajaran 2023/2024 akan melaksanakan program sekolah penggerak tahun kedua. Sehingga penerapkan kurikulum merdeka sudah ada dua tingkaran yaitu kelas 7 dan kelas 8 nantinya.
“Workshop kali ini SMP Islam Athirah menampilkan empat fasilitator dari guru-guru yang mengajar kelas 7 tahun kemarin. Mereka sudah menerapkan kurikulum merdeka selama setahun termasuk pelaksanaan program P5,” imbuhnya.
Pada hari pertama workshop sesi pertama diisi oleh materi mengenai pembuatan modul P5 yang dibawakan oleh Rini Budiarti, M.Pd,. Pelatihan mengenai pengetahuan P5 itu sendiri sebenarnya pernah dilaksanakan sebelumnya yaitu pada awala tahuan ajaran 2022/2023. Rini menyatakan bahwa materi mengenai P5 yang disampaikannya hanya merupakan reminder.
“Saya diberi amanah oleh pimpinan untuk memandu teman-teman membuat modul P5 sampai dengan evaluasinya. Jadi workshop ini layak membahas hal-hal teknis, misalnya membuat timeline dalam modul, menginput nilai P5 di simdik dan sebagainya,” tuturnya.
Sesi kedua workshop hari pertama dilanjutkan dengan materi mengenai penyusunan modul ajar yang dibawakan oleh Munira, S.Pd. Munira membawakan materi mulai dari Analisis Capaian pembelajaran (CP), membuat Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan membuat modul ajar.
Munira menyatakan bahwa produk yang harus dihasilkan di hari pertama ini adalah file ATP dan modul ajar setidaknya untuk CP pertama.
“Kami sudah menyiapkan tempat di google drive untuk untuk meng-upload file yang dihasilkan dan semoga teman-teman bisa berbagi ilmu yang sudah menerapkan kurikulum merdeka di kelas 7,”katanya.
Hari kedua workshop diawali dengan materi yang dibawakan oleh Hj. Hilma Yusuf S.Pd., mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Kegiatan pada sesi ini berlangsung seru karena pemateri menyajikan materi secara interaktif sehingga hampir semua peserta aktif dan terlibat dalam diskusi.
Adapun pada sesi kedua materi workshop adalah tentang asesmen yang dibawakan oleh Firdayanti Firman, S.Pd. Firdayanti membahas materi mengenai asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif, penilaian formatif, dan penilaian sumatif.
“Produk yang dihasilkan workshop hari kedua ini adalah instrument asesmen kognitif serta rubrik penilaian,” tukasnya.
Menurut salah satu peserta workshop Zaenal,S.Pd.,M.Pd, yang merupakan guru IPS menyampaikan bahwa dengan workshop ini kami lebih memahami perbedaan kurikulum 13 dan kurikulum merdeka.
“Teman-teman yang akan mengajar menggunakan kurikulum merdeka di tahun kedua ini mendapatkan pencerahan dari fasilitator. Ilmu yang diberikan oleh teman-teman pemateri patut diberi jempol. Mereka sudah layak menjadi pemateri yang handal,” ujarnya.
H.Zainuddin,S.Pd.,M.Pd., menambahkan bahwa dengan workshop ini guru-guru memiliki keleluasan untuk memilih berbagi perangkat ajar dalam mengajar di kelas sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
“Dengan workshop ini pembelajaran nantinya diharapkan menjadi lebih dalam, bermakna, menyenangkan, dan membahagiakan baik pada siswa maupun pada gurunya,” tuturnya.
Setiap sesi pemateri memberi quiziz agar peserta tidak monoton pada materi. Dan di akhir materi diadakan tanya jawab untuk memperjelas pengetahuan guru-guru yang akan menerapkan kurikulum merdeka di tahun kedua dan seterusnya.
Laporan : Hasniwati Ajis (TIM Web SMP Islam Athirah Makassar)



