banner dprd mkassar

Zakir Sabara: Jangan Sebut Kampus Kami Radikal

banner pemprov sulbar

SUARACELEBES.COM, MAKASSAR : Pernahkah  anda membayangkan kuliah di perguruan tinggi yang identik dengan agama yang bukan anda anut dengan memakai atribut agama tersebut serta berada disekeliling orang yang berbeda kayakinan dengan anda

Ya, itulah yang sehari-hari dijalani oleh dua mahasiswi Nasrani yang kuliah di kampus yang identik dengan Islam, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, mereka adalah Sispa Dieni Norwana dan Damaris Soma kedua keluar di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri UMI

Sekilas penampilan kedua mahasiswi asal Toraja ini tidak ada yang berbeda dengan mahasiswi lainnya di kampus hijau ini.

Mereka sehari-hari juga mengenakan jilbab yang sebenarnya tidak diwajibkan kepada mereka, namun hanya menyesuaikan apa yang dikenakan mahasiswi di kampus ini, pun saat awal masuk di kampus.

Sispa dan Damaris juga mengikuti pesantren kilat yang memang wajib diikuti mahasiswa baru.

Bedanya, kedua mahasiswi ini tidak ikut dalam kegiatan ibadah agama Islam seperti shalat dan mengaji

Keduanya pun tidak pernah canggung atau minder dalam pergaulan sehari-hari dengan rekan-rekan mereka yang Muslim, pun teman kuliah Sispa dan Damaris yang semuanya Muslim menghormati perbedaan keyakinan yang dianutnya, sama sekali tidak ada yang berbeda.

Orangtua keduanya pun tidak mempersoalkan anak mereka kuliah di kampus Islam dan sehari-hari kenakan jilbab ke kampus

Hal yang unik dirasakan oleh Sispa jika kuliah pada hari Minggu sebagaimana jadwal kuliah program reguler yang diikutinya, jika dari rumahnya ia telah kenakan jilbab menuju kampus, lalu usai jalani kuliah ia kemudian lepaskan jilbab dan menuju ke gereja untuk ibadah, dirinya hanya tersenyum jika ada tetangga yang melihat, pergi ke kampus pakai jilbab, pulangnya sudah tidak dikenakan

Ditanya alasannya kenapa memilih kuliah di kampus Islami, Sispa dan Damaris kompak merujuk soal kwalitas akreditasi dan suasana kampus yang dianggapnya sesuai dengan apa yang dicari usai menyelesaikan program D3-nya pada sebuah PTS di kota ini

Dekan Fakultas Teknologi Industri UMI, Zakir Sabara pun menyambut baik adanya mahasiswi non-Muslim yang kuliah di jurusan yang dipimpinnya, bahkan menurutnya sejak tahun 2007 jurusan FTI sudah menerima mahasiswa dari Nasrani.

Tidak ada perbedaan perlakuan yang diberikan kepada mahasiswa muslim maupun non-Muslim.

kami ingin menunjukkan bukti bahwa tidak ada Intoleransi dalam kampus ini” ujar Zakir.

Tepat hari ini, Selasa (5/6/2018), Sispa dan Damaris telah jalani kuliah selama sekitar 20 bulan, mereka pun mengajukan surat ujian akhir dan siap ujian meja ke pihak dekan FTI.

Selamat buat Sispa dan Damaris, semoga ilmu dan perbedaan yang kalian dapatkan di kampus ini memberi makna kebersamaan dan arti sebuah perbedaan yang penuh kekeluargaan.

Namun, Sispa dan Damaris bukanlah mahasiswi non-Muslim pertama yang dibina FTI UMI.

Sejak tahun 2007 atau sudah 11 tahun FTI UMI membina mahasiswa non-Muslim hingga meyandang gelar sarjana.

Selain itu, kini ada pula 2 mahasiswa asing dari Université Savoie Mont Blanc, Perancis bernama Marius Rondel dan Clement Recurt sedang menimba menimba ilmu di kampus FTI UMI.(*)

PDAM Makassar