SUARACELEBES.COM, MAKASSAR – Deklarasi ganti presiden 2019 yang rencanannya digelar Minggu 12 Agustus, Monumen Makassar disinyalir bertujuan bentuk Negara Khilafah. Hal ini makin menguat dengan adannya sepanduk yang bertebaran di sejumlah titik, seperti di jalan Jenderal Sudirman dekat monumen mandala yang merupakan lokasi perhelatan kampanye terselubung bertajuk Deklarasi dengan Mengatasnamakan kegiatan keagamaan dengan #Ganti Presiden 2019.
Dalam Spanduk tersebut tertulis “Panitia Deklarasi Ganti Presiden 2019 bertujuan Bentuk Negara Khilafah”. Spanduk juga terpampang besar di jalan masuk Bandara Sultan Hasanuddin Maros dan di Jl. Sultan Alauddin Poros Makassar Gowa.
Memang sangat menarik kegiatan Deklarasi tersebut memiliki tujuan terselubung sebagaimana tulisan dari Spanduk tersebut, dimana para panitia adalah pimpinan-pimpinan dan Aktivis ormas yang selama ini getol melawan dan mendiskreditkan Pemerintah.
Deklarasi ini modelnya seperti gerakan 411 dan 212 akhir 2016 yang lalu karena memang para panitia yang terlibat dalam deklarasi ganti presiden adalah masyarakat yang aktif dalam gerakan 411 dan 212.
Begitu pula jika dilihat dari profil Muhtar Dg. Lau yg ternyata Alumni Afganistan dan Moro Piliphina serta sebagai pelaku utama bom makassar 5 desember 2002 silam yang terus eksis sampai ini, sangat relevan jika memang benar dia memiliki agenda besar terhadap sistem pemerintah dan negara Indonesia menjadi Negara Khilafah.
Neno Warisman yang juga merupakan pendakwah, tapi saat ini menjadi alat politik bisa ditebak arah perjuangan dan persekongkolan politiknya kepada siapa.
Kepolisian dan TNI bersama BIN dan para anak bangsa harus jeli mewaspadai kegiatan ini. Sehingga sudah benar jika Polrestabes Makassar tidak memberikan Izin kegiatan sebagaimana yang disampaikan oleh Haris salah seorang warga aliansi masyarakat cinta NKRI.(*)