SUARACELEBES.COM, MAKASSAR – Mantan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengingatkan rakyat Sulsel untuk tidak salah menentukan pilihan di Pilgub Sulsel yang pemilihannya digelar Rabu 27 Juni mendatang.
Syahrul yang tak lain Ketua FKPPI Sulsel, menegaskan, provinsi yang mencakup 24 kabupaten/kota bukan tempat mereka yang baru mencoba ingin menjadi pemimpin, apalagi tidak memiliki kapasitas dan pengalaman memadai.
Menurutnya, Sulsel butuh pemimpin pemberani untuk mengantarkan provinsi ini menjadi pilar utama bangsa Indonesia, seperti yang sudah mulai berjalan selama ini.
“Sulsel ini provinsi besar, harus dipimpin oleh yang berani dan berpengalaman. Jangan yang ecek-ecek,” tegas Syahrul saat menjadi inspektur upacara di apel siaga kebangsaan FKPPI Sulsel, di Anjungan Losari, Makassar, Jumat (22/6/2018).
Menurut SYL yang juga mantan “Komandan” Gunernur se-Indonesia, Sulsel sejak dulu dikenal sebagai provinsi dengan orang-orang pemberani. Oleh karena itu, jabatan gubernur dan wakil gubernur harus diisi oleh orang yang tegas pula.
“Sulsel tidak boleh dipimpin oleh anak kecil, harus tegas sepeti Ichsan (Ichsan Yasin Limpo). Kalau orang tidak tegas disini, bisa hancur. Sulsel tempatnya orang pemberani. Harus bisa berkomunikasi dengan api, air dan angin, tanah,” tambahnya.
Ia juga mengeluarkan ‘candaan’ untuk tidak memilih anak SMA di pilgub. Syahrul seolah menegaskan, bahwa tidak cukup pengalaman organisasi di SMA saja untuk menjadi pemimpin.
Entah siapa yang dimaksud. Syahrul tidak menyebut nama siapa ‘anak kecil’ dan siapa yang pengalaman organisasinya baru teruji di SMA saja. “Jangan ada yang tersinggung, karena saya bicara atas nama idealisme,” terangnya.
Syahrul yang pernah dinobatkan gubernur terbaik di Indonesia, meyakini di tangan IYL, dirinya yakin Sulsel bisa menjadi lebih baik dibandingkan dua periode yang selama ini dipimpinnya.
“Sulsel harus lebih besar dari 10 tahun yang dipimpin Syahrul. Makanya pilih yang tidak korupsi dan pilih yang sehat jasmani dan rohani. Tolong jangan ada yang tersinggung, saya hanya bicara soal idealisme,” tutupnya. (*)