banner dprd mkassar

10 terobosan Prof Nurdin Abdullah di Bidang Pertanian

SUARACELEBES.COM, BANTAENG – Selama 9 tahun digarap seorang profesor pertanian, Bantaeng melakukan banyak terobosan. Di antaranya menurunkan angka kematian ibu melahirkan, membangun sektor pertanian dan pembangunan infrastruktur yang massif berwawasan lingkungan.

Keberhasilan Nurdin tidak lepas dari latar belakang dirinya sebagai jebolan doktor Universitas Kyushu, Jepang. Ilmunya di bidang teknologi dan pertanian dipakai untuk bangun daerah sekecil 395,83 kilometer persegi itu.

APBD Bantaeng naik menjadi 3 kali lipat, pendapatan asli daerah naik 4 kali lipat, Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita penduduk naik 5 kali lipat, dan jumlah penduduk miskin di sana pun merosot dari 12 persen ke 5 persen sampai tahun 2016.

Dalam memimpin Bantaeng selama dua periode. Sejumlah terobosan besar yang dilakukan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah telah mengubah wajah Bantaeng jauh lebih baik dari sebelumnya. Ini 10 terobosan besar dan keren Nurdin Abdullah di bidang pertanian.

1. Kabupaten Penghasil Benih Berbasis Teknologi Pada 2012 lalu, Nurdin Abdullah membuat satu terobosan baru dan besar untuk pertanian di Bantaeng. Anggaran sebesar Rp2 miliar disiapkan untuk membeli bibit dari petani yang kemudian akan dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

Masing-masing SKPD punya fungsi dan peran dalam mengurai bibit tersebut. Pencetakan benih dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), melalui laboratorium kultur jaringan yang bekerja sama dengan Southeast Asian Regional Centre For Tropical Biology (Seameo Biotrop). Bibit yang dihasilkan dari laboratorium itu tidak terputus. Bahkan tidak hanya dipakai oleh petani di Bantaeng saja. Hampir semua daerah di Sulsel berharap bibit unggul dari penguraian di Bantaeng.

2. Gerakan Sistem Tanam Legowo-21
Meski diawal-awal pemerintahannya, banyak yang belum paham sistem tanam Legowo-21 yang ia canamkannya. Namun, lambat laut, sistem ini menjadi satu hal yang menjanjikan. Karena sistem tanam 2:1 malah meningkatkan produksi petani.
Disisi lain, hama tanaman yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi petani bisa dihindari. Sistem ini juga terbukti mampu meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan khususnya padi di Bantaeng.

3. Pengembangan Kawasan Agrowisata di Uluere Balai benih yang dibuat Nurdin Abdullah juga menjadi terobosan lain di sektor agrowisata. Kecamatan Uluere yang terletak di perbukitan akhirnya disulap menjadi sesuatu yang keren.
Di kawasan ini, buah apapun bisa ditemukan dan seperti tidak mengenal musim. Dengan luas wilayah 60 hektare, pemkab Bantaeng mengembangkan tanaman apel dan stroberi di kawasan ini.
Di antara kedua tanaman tersebut, diselipkan juga beberapa tanaman lainnya, seperti wortel, bawang merah, dan kentang untuk memanfaatkan lahan yang ada. Pada 2009, sebanyak 10 ribu pohon dengan luas lahan 20 hektare. Pada 2010, sebanyak 20 ribu pohon dengan luas lahan 40 hektare.

Rata-rata per hektare ada 500 pohon. Rata-rata jumlah buah per pohon sebanyak 7 buah. Untuk 2011, dua kali panen perdana dilakukan pada Juni 2011, dan panen kedua Desember total 15 ton dari 5.000 pohon, dengan luas lahan 10 hektare.

4. Membentuk BUMDes Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan badan yang mengelola potensi desa untuk kesejahteraan warga desa.
Kabupaten Bantaeng merupakan kabupaten di Sulsel yang telah berhasil mendorong tumbuh dan berkembangnya BUMDes dengan baik. Dari 46 desa di Bantaeng seluruhnya telah memiliki BUMDes, bahkan pada tahun 2010 setiap BUMDes telah menerima bantuan modal sebesar 4,6 milyar, dimana setiap BUMDes menerima 100 juta.
Pengembangan ini telah meningkatkan perekonomian masyarakat Bantaeng hingga tingkat desa-desa.

5. Mengembangkan Industri Pengolahan Hasil Pertanian Kebijakan Pembangunan industri pengolahan hasil pertanian meliputi pembangunan industri pengemasan hasil dan pengepakan membawa sesuatu yang baru bagi masyarakat Bantaeng.

Pembangunan industri pengalengan hasil laut juga dilakukan hingga pengembangan industri olahan hasil komoditi wortel seperti Kripik SNEWOTA.
Hasil industri olahan pertanian Bantaeng bahkan telah masuk ke sejumlah pasar di luar Bantaeng dan bisa di dapatkan di mini market-mini market terkenal.

6. Pengembangan Teknik Inseminasi Sapi
Dalam sektor peternakan, Nurdin Abdullah juga tidak mau ketinggalan melakukan terobosan. Salah satu yang dinilai masyarakat cukup sukses dan berhasil adalah perbaikan kualitas ternak sapi melalui tekhnologi Inseminasi Buatan dan Laser Punktur.

Teknologi yang diterapkan ini mampu meningkatkan jumlah sapi di Bantaeng sejak 2009 hingga sekarang dengan kualitas yang unggul. Telah banyak daerah yang bahkan belajar ke Bantaeng untuk pengembangan teknologi ini.

7. Memanfaatkan Limbah Ternak Jadi Biogas di Pedesaan. Ini mungkin bukan hal baru di Indonesia. Telah banyak yang melakukan hal ini, namun untuk di Bantaeng, baru dibawah kepemimpinan Nurdin Abdullah hal ini dilakukan.

Desa-desa yang banyak ternaknya memanfaatkan limbah menjadi energi alternatif. Pemanfaatan menjadi biogas ini secara tidak langsung membantu mengurangi kebutuhan masyarakat terhadap gas. Selain dijadikan sebagai energi alternatif, limbah ternak juga dimanfaatkan sebagai pupuk organik padat dan cair.

8. Memanfaatkan Limbah Pangan Jadi Pakan Simbiosis mutualisme memang dimanfaatkan secara maksimal oleh Nurdin Abdullah. Selain memanfaatkan limbah ternak menjadi sesuatu yang berdaya guna buat masyarakat dan pertanian, limbah pangan pun disulap menjadi sesuatu yang berarti bagi pakan ternak.

Terobosan memanfaatkan limbah pangan dari perkebunan kopi, coklat, biji kapuk dan lain-lainnya menjadi pakan ternak adalah salah satu dari sekian banyak manfaat yang dihasilkan dari limbah.

9. Penangkaran Talas Bantaeng
Pemerintah Kabupaten Bantaeng menjadikan Kampung Bokara sebagai pusat penangkaran talas. Kawasan yang berada di atas ketinggian 300 meter di atas permukaan laut tersebut dinilai cocok sebagai tempat penangkaran.
Penangkaran dilengkapi dengan laboratorium kultur jaringan, sehingga dapat mempercepat kebutuhan bibit tanaman berbasis ekspor.

Talas telah menjadi perhatian serius Bantaeng saat ini karena permintaan dari luar negeri yang semakin tinggi. Bantaeng menjadi ini sebagai peluang yang besar.

10. Budidaya Durian Tanpa Aroma dan Tanpa Musim Nurdin Abdullah juga telah berhasil mengembakan budidaya durian yang tidak mengeluarkan aroma menyengat dan tidak mengenal musim.

Setiap saat, buah durian di Bantaeng bisa dinikmati. Buah durian yang dikembangkan di Bantaeng memiliki kadar kolesterol yang rendah. Durian ini juga adalah hasil rekayasa yang dikembangkan dengan teknologi pemupukan sehingga hasilnya lebih baik dari aslinya.

Meski budidaya durian ini masih bersifat kecil, namun dampaknya luar biasa. Perkebunan durian ini terletak di Desa Kacidu, Kecamatan Tompobulu dengan luas 2 hektar area. Pada dasarnya, masih banyak terobosan yang telah dilakukan Nurdin Abdullah di bidang pertanian.

Terobosan yang dilakukan Nurdin Abdullah memang telah membawanya menerima sejumlah penghargaan. Salah satunya Piagam Penghargaan Agro Inovasi 2009, Kategori Agro Inovasi Peningkatan Adopsi Teknologi oleh Pemerintah Indonesia. Semoga akan terus lahir inovasi dari tangan-tangan kreatif anak muda Indonesia.(*)

PDAM Makassar