SUARACELEBES.COM, MAKASSAR — Anggota DPD RI, Aziz Qahhar Mudzakkar, urung menghadiri Simposium Demokrat di Four Points By Sheraton Hotel, Jalan Landak Baru, Kota Makassar, Sulsel, Rabu, 27 September.
Kesibukan sebagai senator benar-benar menyita waktu pasangan Nurdin Halid (NH) itu. Kendati demikian, Aziz memberi apresiasi terhadap pelaksanaan Simposium Demokrat yang merupakan perwujudan proses demokrasi.
Aziz sekaligus menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh kader, khususnya pimpinan Demokrat se-Sulsel.
Ditegaskan dia, agenda yang padat di Jakarta membuatnya tidak bisa memenuhi undangan panitia pelaksana Simposium Demokrat. “Dengan sangat menyesal, saya mohon maaf berhalangan untuk hadir. Ada urusan mendadak di Jakarta dalam kapasitas saya sebagai anggota DPD,” kata dia, Rabu, 27 September.
Meski tidak hadir, Aziz memuji pelaksanaan Simposium Demokrat. Terlebih, hajatan akbar yang merupakan implementasi proses demokrasi di partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah memasukkan namanya dan NH sebagai kandidat yang bakal diusung.
Keterbukaan Demokrat dalam menyaring figur sesuai harapan masyarakat patut diacungi jempol.
“Simposium Demokrat patut mendapatkan apresiasi. Melalui kegiatan itu, Partai Demokrat telah menunjukkan proses demokrasi yang elegan,” terang anggota DPD RI tiga periode tersebut.
Sebelumnya, NH juga telah menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran di Simposium Demokrat. Tugas dan tanggung jawab sebagai pengendali Golkar membuat NH harus absen pada kegiatan akbar Demokrat Sulsel.
Jubir NH-Aziz, Muhammad Natsir menjelaskan, NH yang menjabat Ketua Harian DPP Golkar diagendakan memimpin rapat penting pengurus partai berlambang beringin tersebut.
Golkar diketahui mengagendakan beragam hajatan akbar pada Oktober mendatang. Di antaranya yakni Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Golkar ke-53.
Seluruh kegiatan tersebut diagendakan berlangsung di Kota Makassar dan tengah dibahas persiapannya oleh pengurus pusat di Jakarta. “Agenda yang sudah terjadwal itu sangat berat untuk ditinggalkan NH-Aziz,” kata Natsir. (*)