Regleksi NasDem dalam percakapan publik_
—————————————
Oleh : Masrudi Ahmad Sukaepa
(Kader Partai NasDem)
Tulisan ini Saya dedikaaikan untuk NasDem partai yang telah menempah naluri politik dan mengasah pengetahuan politik Saya sejak tahun 2012 yang lalu saat NasDem baru berusia satu tahun sebagaimana kita tahu NasDem didirikan pada tahun 2011 bulan nopember tanggal 11 oleh Surya Paloh bersama kolega politiknya.
NasDem metamorfosis dari Organisasi Kemasyarakatan (ormas) menjadi Partai Politik walaupun dalam ad art partai NasDem bukan singkatan dari Nasional Demokrat melainkan NasDem adalah NasDem bukan Nasional Demokrat tetapi banyak yang belum tahu dikira NasDem adalah singkatan dari Nasional Demokrat.
Tulisan ini juga merupakan bentuk apresiasi Saya atas agresifitas dan progresifitas partai NasDem Sulsel dibawah kepemimpinan H. Rusdi Masse Mappasessu yang populer dengan akronim RMS, Tentunya sebagai kader yang sudah terbilang lama merasa bangga.
Tempo hari tepatnya tanggal 15 april 2024 DPW menggelar dialog interaktif di kantor NasDem sulsel adalah merupakan kemauan politik _(polical will)_ untuk membuka diri dari publik sekaligus menjadi tradisi politik yang baik dan sangat patut diapresiasi. Semoga DPW partai NasDem sulsel tak henti-hentinya membuka ruang percakapan publik agar NasDem semakin kuat dan kader-kadernya akrab ber-dialektika.
Dialog interaktif yang bertema “NasDem mendengar” tersebut melibatkan akademisi dan pengamat politik sebagai nara sumber adalah langkah permulaan partai NasDem Sulawesi Selatan pasca pemilu untuk mengisi ruang percakapan publik yang tidak akrab dengan partai politik apalagi dengan tema popolis dengan korelasi kuat eksistensi partai politik sebagai corong aspirasi Rakyat dan tukang punggung demokrasi karena lazim-nya dialog publik menjadi tradisi lembaga-lembaga non partisan.
NasDem mendengar seolah mengatakan ; _”Rakyat sulsel sudah memberi kepercayaan kini sebagai pemenang NasDem akan mendengar”_ setidaknya lima tahun ke depan.
Tradisi dialog membuka ruang dialektika untuk kedewasaan berpikir dan kesadaran berpolitik bahwa partai politik selain berfungsi perekrutan politik juga berfungsi untuk ; komunikasi politik, sosialisai politik, akselerasi politik dan pendidikan politik maka forum dialog baik internal maupun bersifat eksternal merupakan _eksplorasi_ dari fungsi-fungsi partai politik tersebut.
Juga merupakan kesadaran bersama bahwa pengetahuan yang dimiliki setiap orang tidak ada yang sempurna. Bahkan semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang dikenal sebagai ahli, pakar, analis,ideolog, sosiolog, budayawan dan seteruanya dengan deretan gelar akademik sari perguruan tinggi ternama justru interaksi berpikir dan kolaborasi piliran semakin menjadi kebutuhan. Setinggi-tingginya ilmu dan pengetahuan seseorang ada batasnya karena cara pandang, kecerdasan berpikir, ketajaman analisa, kekuatan naluri dan lain sebagainya berbeda-beda.
Prasa “NasDem mendengar” secara tekstual sangat sederhana dan ringan tetapi bila ditarik kedalam konteks akan menjadi kompleks dan berat karena memuat beban moril bagi kader partai NasDem sebagai konsekuensi logis, utamanya yang di parlamen maupun pemerintahan dan NasDem sebagai partai politik yang memiliki kekuatan politik secara kelembagaan harus memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki untuk menjalankan visi-misi politik relevansinya dengan harapan Rakyat sebagai tanggungjawab institusional. Terlebih lagi NasDem mendapat kepercayaan mayoritas masyarakat sulawesi selatan sehingga menjadi pemenang pemilu 2024.
Menghidupkan dan merawat dialektika seperti forum dialog dan semacamnya membuka ruang percakapan untuk membangun opini yang menjangkau berbagai segmen masyarakat dan tradisi itu NasDem ter-identifikasi di benak masyarakat sebagai partai politik yang elegan dan inklusif.
Menjadikan Partai politik sebagai wadah perkumpulan orang-orang untuk berpikir dan berpendapat tentang nilai adalah tradisi baik yang musti selalu ada untuk menumbuhkan demokrasi esensial dan mengajari kader berpikir konstruktif, visioner tentang politik, menyerap ide dan menangkap gagasan liar, memecah kebekuan serta adaptif menghadapi dinamika. Selain itu, mengasah ketajaman pikir dan nurani politik kader partai NasDem agar menjadi kader yang kualitatif baik integritas, kapabilitas maupun akuntabilitas. Sehingga NasDem menjadi partai politik yang ideal (paling tidak menghampiri).
Dialektika merupakan esensi demokrasi yang tidak boleh diabaikan dan menjadi bagian penting dalam dinamika partai politik untuk menghadirkan kader-kader yang menjunjung nilai yaitu, moralitas politik dan mentalitas kebangsaan agar NasDem tidak hanya menempah militansi kader tetapi juga mengasah kecerdasan politik, menguatkan nurani politik, dan pemahaman esensial demokrasi.
Demokrasi dalam definisi berbeda-beda, multi- definisi, multi-tafsir tetapi dan berbagai persepektif tetapi secara filosofis tidak satupun filsuf yang mendefinisikan demokrasi mengabaikan esensi demokrasi itu sendiri dan dialektika adalah merupakan esensi demokrsi walaupun dalam mendefinisikan ada yang gamblang dan ada yang samar atau tersirat. Demokrasi tanpa dialektika hanyalah prosedural belaka bahkan tanpa dialektika sesungguhnya demokrasi sudah mati.
Maka ketika Partai NasDem bergairah membuka percakapan publik berdialog dengan Rakyat adalah upaya untuk seimbangkan antara demokrasi prosedural dengan demokrasi prosedural dengan gairah dialektika. “NssDem mendengar” seprti juga “NasDem memanggil” adalah komunikasi politik dalam bentuk prasa ataupun dialog, diskusi dan lain sebagainya adalah tradisi politik yang baik untuk menghidupkan dialektika dalam berpartai.
Ruang percakapan publik yang berkadar nilai yang dibuka oleh partai NasDem (sulsel) akan menjadi brand tersendiri bagi partai NasDem ditengah ‘pelitnya” partai-partai politik bicara tentang nilai karena dimonopili orientasi kekuasaan yang hanya berpikir pragmatis “pesta” lima tahunan.
Dialektika yang dihidupkan dan menjadi tradisi politik dalam perjalanannya akan membangun opini positif Rakyat, NasDem akan tampil berbeda dari partai -partai lain dan semakin mendapat kepercayaan Rakyat sebagai partai yang tidak hanya berbasis massa tetapi juga berbasis nilai, pikiran dan gagasan sebagai contoh Politik Kemanusiaan.
***
Dari pengamatan penulis persandingan dengan partai politik yang lain NasDem lebih piawai mengusung tema-tema populis sekaligus strategis walupun sangat temporer tetapi NasDem cukup bisa mengidentifikasi dengan tema-tema populis tersebut, seperti ; disaat politik mahar menjadi lazim partai NasDem justru mengusung politik tanpa mahar (walaupun pragmatis tetapi idelisme tidak hilang), disaat Rakyat jenuh kekuasaan yang diselewengkan _(abuse of power)_ NasDem menggaungkan politik kebangsaan (politik nilai), disaat partai pendukung pemerintah berkoalisi mendukung capres tertentu NasDem malah memilih merajut koalisi diluar walaupun harus berbeda dengan rezim yang didukungnya (dan dicap politiik identitas) walupun kalah tetapi NasDem berhasil mendulang suara dan menambah kursi dari 59 menjadi 69 di DPR RI yang menempatkan NasDem pada posisi 4 besar nasional meningkat dari pemilu 2019. Pikiran dan langkah strategis itulah yang membuat NasDem mendapatkan tempat tersendiri di ruang publik sebab tidak status dalam situasi yang monoton tetapi membuka ruang percakapan publik, berdialktika.
Kendati harus diakui bahwa disana-sini masih terdapat banyak kekurangan namun yang terpenting adalah tidak sama sekali mengabaikan nilai.
***
TAPI jujur, dibanding tema-tema nasional yang temporer dan cenderung instan diatas *politik kemanusiaan* lebih fundamental dan kadar mengandung kadar nilai ltinggi. Manusia dalam hal ini kemanusiaa adalah bahasan yang Maha luas dan rumit tetapi menjadi sederhana kalau ditarik ke tanah politik tetapi walaupun sederhana sulit dilakukan tanpa kemauan, tanpa kemampuan atau sebut saja sulit dilakukan tanpa kemauan politik _(political will)_
Kalau dikategorisasi dalam nilai maka politik dapat dibagi tiga kategori dengan kasta yang berbeda yaitu ; politik kekuasaan, politik kebangsaan dan politik kemanusiaan yang menempati kasta tertinggi diatas politik keklbangsaan dan politik kekuasaan adalah kasta terendah.
Selain politik kekuasaan politik kebangsaan masih umum kita dengar orang mengucap politik kebangsaan, forum dialog atau diskusi kebangsaan masih kerap kita baca dan tidak asing dalam pembendaharaan kata sehari-sehari. Aksi kemanusiaan pun sering kita dengar dilakukan ormas, okp dan lain-lain termasuk partai politik tetapi “politik Kemanusiaan” adalah prasa yang tidak biasa terlebih menjadi tema partai politik, karena pengetahuan umum orientasi partai politik hanya kekuasaan. itu yang membuat tema politik kemanusiaan menjadi langka bukan saja langka tapi lebih penting fundamental.
Disinilah kekuatan naluri _(insting)_ politik RMS yang mampu membaca serta menangkap issu dan menggagas nya menjadi gerakan politik yang musti diakui dan diapresiasi. issu ini sangat populis dan strategis yang belum pernah (silahkan ditelusuri) diusung menjadi tema politik oleh partai politik manapun (konteks Indonesia) dan istimewanya tema politik Kemanusiaan diusung oleh partai NasDem dan hanya ada di partai sulawesi selatan.
Universal karena relasi manusia dengan manusia menembus batas suku, agama, ras dan membuka stigma bahwa tujuan politik hanya kekuasaan dan partai politik adalah agen kekuasaan itu sendiri tetapi dengan gerakan itu memberi tempat khusus bagi NasDem berbeda dengan partai yang lain. itulah yang melatari “politik kemanusiaan” buah pikiran RMS menjadi tema politik yang visioner .
Namun, prestasi yang diraih NasDem sulsel dimana politik kemanusiaan menjadi faktor penting perlu dievaluasi agar dimasa akan datang lebih terstruktur, sistematis dan massif agar masuk ke sel sel kehidupan Rakyat utamanya masyarakat sulsel. politiksan baik untuk masuk ke sel sel kehidupan sosial masyarakat sulsel. Diantara faktor nya gagasan atau gerakan politik kemanusiaan itu masih terbilang sangat baru kalau tidak salah 3 tahun sebelum pemilu dan masih terbatas.
Politik kemanusiaan sudah diletakkan pondasinya dan sudah berjalan dengan segala keterbatasannya tapi perlu diketahui bahwa “mahal” dari politik kemanusiaan aebelum kita bicara nilai dan sifat fundamentalnya adalah : “menangkap ide itu dan menjadikan nya gerakan politik” .
Maka menjadi tanggungjawab institusional seluruh kader NasDem untuk ber sama-sama mencari atau merumuskan definisi politik kemanusia yang lebih luas agar ke depan terstruktur dengan baik, berjalan sistematis dan massif sampai sel sel kehidupan sosial Rakyat khususnya sulsel.
Sekalipun “politik kemanusiaan” yang digagas dan prakarsai oleh RMS selaku ketua dewan pimpinan wilayah masih perlu dirumuskan definisi yang lebih luas tetapi politik kemanusiaan sudah menjadi khas dan _passion_ polotik partai NasDem sulsel yang mampu mempengaruhi opini masyarakat. Bahkan seharusnya politik kemanusiaan menjadi tema nasional partai NasDem sebab relevansinya dengan gerakan perubahan dan platform restorasi karena perubahan dan restorasi pada dasarnya _(basically)_ adalah soal kemanusiaan.
***
Pergerakan NasDem Sulawesi Selatan dengan politik kemanusian telah membuka jalan keluhuran politik dimana sejatinya politik diletakkan sebagaimana filsuf _Aries Toteles_ mengatakan bahwa, politik itu mengandung nilai-nilai yang suci karena tujuan politik untuk mengatur dan menata kehidupan manusia.
Kemanusiaan adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia setelah relasi vertikal antara hamba dan TUHAN _”Hablunminalllah WA Hablunminannas”_ Tentu ajaran ini bukan hanya dalam Islam tetapi semua agama mengajarkan tentang keTUHANan dan pentingnya rasa kemanusiaan. Dalam falsafah kita bernegara (Pancasila) pun menempatkan kemanusia pada sila kedua setelah keTUHANan.
***
Kemanusiaan adalah wawasan universal, plural, menembus batas-batas perbedaan apapun. Sebagai kader mungkin tidak berlebihan jika berpendapat bahwa politik kemanusiaan bisa diusul menjadi mazhab politik atau platform politik pada kongres atau munas partai NasDem kelak. Setidaknya dijadikan tema senteral atau prasa nasional partai NasDem dengan begitu politik kemanusiaan menjadi percontohan _(pilot project)_ gerakan politik partai NasDem di propinsi lain.
***