SUARACEBES.COM, JAKARTA — Harapan tinggi pada kabinet baru yang akan dibentuk, terus digaungkan berbagai kalangan. Pembantu presiden yang berintegritas tinggi adalah salah satu kunci sukses pemerintahan.
Hal ini diungkapkan oleh pengamat politik ekonomi, Ichsanuddin Noorsy. Dengan analisis tajam didukung sejumlah data akurat, dia menyoroti kabinet kerja saat ini.
Menurut Ichsanuddin, hingga kini Indonesia masih terus dihantui masalah klasik mengenai ketidakpastian perekonomian. Hal ini yang membuatnya sulit memberikan penilaian positif pada jajaran kementerian di bidang ekonomi.
“Sejak 2015 saya sudah menyebut pertumbuhan ekonomi tidak mungkin lebih dari 5,1 persen. Faktanya sampai sekarang terbukti,” jelas Ichsanuddin, Selasa, 2 Juli.
Sektor lain juga dinilai masih jauh dari harapan. Bidang hukum dan keamanan misalnya. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dinilai hanya mencederai rasa keadilan di masyarakat.
“Sulit menemukan pejabat yang berani jujur dalam segala hal. Sebelum penentuan jabatan harusnya ada audit posisi. Sayangnya tak satupun institusi yang mampu menjawabnya,” ulasnya.
Meski memberikan penilaian negatif atas kinerja sebagian besar menteri di kabinet saat ini, Ichsanuddin tak membantah masih ada sosok yang menjadi pembeda.
Berdasarkan kinerja sejak awal bertugas, dia menilai hanya sosok Menteri Pertanian, Amran Sulaiman yang layak dihormati dan dihargai.
“Hanya Amran yang sukses menunjukkan kinerjanya. Dia mampu menekan tingkat inflasi di bidang pertanian terendah sepanjang sejarah,” pujinya.
Di tangan Amran, pertanian Indonesia kembali menggeliat. Data yang ada menyebutkan inflasi pangan terus mengalami penurunan. Dari angka 10.56 persen pada tahun 2014, menjadi 1.26 persen pada akhir 2018.
Ichanuddin menyebut Amran masih layak mendapat kesempatan melanjutkan keberhasilannya di kabinet saat ini. Hanya saja, tantangannya akan semakin besar. Banyak pihak yang tak nyaman dengan kebijakan memihak para petani.
“Saya menyebutkan tantangan pertanian kedepan adalah pertarungan Amran melawan para mafia pangan,” tegasnya.
Di samping Menteri Amran, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti juga dinilai merupakan menteri yang berkinerja baik dalam kabinet era pemerintahan Jokowi-JK.
Hal ini disampaikan pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Menurut Hendri, Menteri Susi punya kekuatan positif dalam menggerakkan sektor perikanan dan kelautan menjadi sektor yang berkontribusi penting dalam perekonomian nasional serta dan mempunyai keberanian untuk memberantas pencurian ikan (illegal fishing).
“Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Kendati berbagai kebijakannya sempat menuai polemik, tapi Susi mampu meningkatkan produk perikanan. Kerjanya patut diacungi jempol. Gayanya yang lugas membuat dirinya dianugerahi julukan the next people champion oleh banyak kalangan,” ujar Hendri.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono juga dinilai miliki kineja kinclong dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK
Peneliti Formappi, Lucius Karus mengatakan, kinerja Kementerian PUPR yang dikomandangi Menteri Basoeki memang terlihat kasat mata di mana pembangunan infrastruktur nampak di mana-mana.
“Geliat pembangunan infrastruktur di bawah Menteri PUPR memang semakin menggeliat. Fakta itu bisa menjadi rujukan responden yang disurvei untuk menilai bagus pada kinerja Menteri PUPR,” kata Lucius.
Lucius mengatakan, kinerja bagus Menteri PUPR ini sebagai bukti dia bekerja atas instruksi atasannya yakni Presiden Joko Widodo yang memang fokus membangun infrastruktur.
“Jadi ini semua saya kira lebih pada sebuah komitmen Presiden Jokowi yang dilaksanakan oleh Menteri PUPR, yang kemudian menorehkan citra postitif pada Kementerian PUPR,” kata Lucius.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga dianggap mempunyai kinerja bagus dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK.
Sebagaimana diketahui, Menteri Keuangan telah menyampaikan kepada publik realisasi penerimaan perpajakan 2017. Sebagaimana diketahui Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, realisasi penerimaan pajak sementara mencapai Rp 1.147 triliun atau 89,4% dari target Rp 1.283 triliun.
Sedangkan realisasi penerimaan bea dan cukai sebesar Rp 192,3 triliun atau 101,7% dari target sebesar Rp 194,1 triliun. Penerimaan perpajakan tumbuh 4,3% dibanding 2016.
Atas capaian itu, pengamat Perpajakan Yustinus Prastowo mengungkapkan apresiasinya kepada Menteri Sri Mulyani. Karena realisasi ini, menurutnya jauh lebih baik bila di bandingkan tahun 2016.
Bahkan, Yustinus mengungkapkan, khusus untuk Ditjen Bea Cukai tahun ini merupakan pencapaian yang luar biasa, karena mampu melampaui target yang di tentukan dalam APBN. Hal ini sekaligus pencapaian yang pertama dalam tiga tahun.
Di samping menteri-menteri yang dinilai punya track record kinerja baik dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK, ada pula menteri yang oleh pengamat dianggap memiliki catatan buruk baik dalam hal kinerja maupun disorot publik karena tersandung masalah hukum. (*)