SUARACELEBES. COM MAKASSAR – CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin disebut-sebut menjadi penantang kuat Danny Pomanto pada Pilwalkot Makassar 2018 mendatang.
Hal tersebut dikarenakan kedekatan Munafri dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta pengusaha ternama di Sulsel yakni Aksa Mahmud.
Konsultan Politik Jaringan Suara Indonesia (JSI) Nursandy, menuturkan meski nama Appi belakangan muncul, namun kans menantu owner Bosowa Group ini mulai diperhitungkan.
“Jejak rekamnya sebagai pengusaha dan keluarga JK menjadi magnitude tersendiri,” kata Nursandy saat dikonfirmasi, Senin (7/8/2017).
Nursandy menjelaskan, manuver politik Munafri terlihat sangat serius untuk maju bertarung. Hal itu terlihat dari komunikasi politik yang dibangun dengan lintas parpol termasuk penetrasi atribut sosialisasi yang sudah berjalan.
“Peran orang-orang terdekat seperti pak JK dan Aksa Mahmud tentu ada. Sejauh ini mungkin baru sebatas memberikan pandangan dan wejangan sebagai keluarga,” terang Nursandy.
Sehingga, kata dia, peluang Munafri bertarung di Pilwalkot masih sangat terbuka mengingat hingga hari ini tak ada satupun parpol yang mengeluarkan rekomendasi.
“Saya kira ini cela yang akan dimaksimalkan Munafri untuk mendapatkan dukungan parpol,” bebernya.
Sementara itu Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto menuturkan, posisi Munafri sebagai manager PSM mebuatnya memiliki popularitas yang sangat baik terutama dikalangan muda mudi pecinta sepak bola.
Apalagi memang, sebagai seseorang yang telah luas dikenal masyarakat umum tentunya bukan hal yang salah apabila terjun ke dunia politik.
“Munafri kembali mengikuti jejak para profesional yang bermigrasi ke arena politik. Sebenarnya relatif mudah bagi Munafri meningkatkan popularitas, terlebih dengan posisinya sebagai Manager PSM. Sangat biasa berinteraksi dengan massa supporter dan publik kota makassar,” jelas Luhur.
Luhur menjelaskan, jejaring bisnis dan investasi sosial yang telah di tanam keluarga, terutama jejaring keluarga AM dan JK juga bisa menjadi alat meningkatkan popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas sekaligus menjadi bargaining dengan partai politik.
“Tantangannya saya kira adalah bagaimana meyakinkan pemilih politik kota makassar, bahwa tanpa pengalaman pada jabatan publik, Munafri bisa teruji dalam soal-soal akuntabilitas, kinerja, dan transparansi tata Pemerintahan,” pungkasnya. (*)