banner dprd mkassar

Jelang Debat Jilid III, Warga Gowa Surati NH 

banner pemprov sulbar

SUARACELEBES.COM, JAKARTA — Menjelang debat publik jilid III di Jakarta, Rabu (9/5) malam, Calon Gubernur Sulsel Nurdin Halid (NH), menerima surat yang mengatasnamakan diri sebagai Anak Rakyat dari Tanah Adat Tumanurung Gowa. Surat dari warga Gowa itu tertanggal 8 Mei. Isinya terkait dukungan kepada NH bersama Aziz Qahhar Mudzakkar, juga seruan melawan dinasti politik yang mengganggu kehidupan berdemokrasi di Sulsel, khususnya di Gowa.

Berikut isi surat warga Gowa buat NH :

SETITIK HARAPAN UNTUK RAKYAT GOWA
(Bagimu Wahai Pejuang Rakyat)

Yang terhormat, kami sangat berharap suara harapan di daerah kami, Gowa, yang dulu dikenal sebagai sebuah kerajaan penopang hadirnya adat istiadat dapatlah menjadi sebuah pertimbangan bagian dari wacana kebijakan khususnya kepada HAM Nurdin Halid dan Aziz Qahhar Mudzakkar. Yakni kembalikan Gowa ke wilayah adat yang diakui oleh rakyat Gowa. Gowa jangan lagi diamputasi.

Hak tanah adat kami biarlah yang memang memiliki garis keturunan yang mengolahnya. Jangan lahirkan sekat antara kaum adat dengan pemerintah karena pengambilan hak kesultanan melalui LAD yang disahkan DPRD. Ini menunjukkan kemunduran demokrasi di Gowa dan melahirkan arogansi pemerintah daerah dan keotoriteran DPRD Gowa.

Wahai para penegak kebenaran kepada siapa kami, rakyat Gowa berharap kebijakan? Jika yang memimpin kami semaunya mempertontonkan keakuannya dan mengedepankan kepentingan pribadinya di atas kepentingan rakyat. Kami butuh tanah adat kami direkap ulang oleh pihak yang indepeneden yang dinaungi NKRI.

Kami butuh kedaulatan wilayah adat kami dikembalikan tanpa syarat dan menuntut semua bantuan wilayah adat Gowa dikembalikan untuk memelihara keberadaan situs situs budaya kami. Jangan kebiri kami dengan LAD yang direkayasa demi kepentingan kelompok dinasti.

Kami warga Gowa yakin bahwa semua ini dapat terlaksana jika kepemimpinan provinsi Sulsel dipegang oleh HAM Nurdin Halid dan Aziz Qahhar Mudzakkar.

Terlepas dari semua itu, kami berharap wilayah adat di semua daerah lingkup Sulsel yakni Gowa, Bone, Luwu dan Toraya disatukan dalam membangun peradaban kekuatan adat tanpa campur tangan pemerinatah dalam mengelolanya. Cukuplah pemerintah dalam fungsi pengayom dan pengawas.

Jangan pisahkan kami dengan NKRI karena kami-lah yg melahirkan Negeri Indonesia. Kerajaan dan NKRI adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Lawan keangkuhan dinasti di Gowa merupakan harga mati, karena telah mencederai wilayah adat sebagai akar kekuataan NKRI.

Wassalam,
ANAK RAKYAT DARI TANAH ADAT TUMANURUNG

Gowa, 8 Mei 2018.

PDAM Makassar