banner dprd mkassar
HUKUM  

Akademisi: Sudah Bukan Waktunya Menghitung Elektabilitas Perseorangan

SUARACELEBES.COM, MAKASSAR — Pengamat Politik Unhas, DR Amir Ilyas mengungkapkan perhitungan sesungguhnya dalam pilkada harus merujuk pada elektabilitas pasangan calon dan wakil calon.

Toh, dalam pesta demokrasi, publik bukan hanya memilih satu figur, melainkan dua figur berpasangan yang saling melengkapi. Karena itu, tingginya elektabilitas figur perseorangan bukan jaminan memenangkan pilkada.

“Palingan data elektabilitas perseorangan itu hanya bisa menjadi bahan masukan internal pasangan calon. Itu sisa jadi rujukan saja untuk langkah paslon terkait ke depan. Tapi karena semua sudah punya pasangan, maka yang dihitung sisa elektabilitas pasangan itu,” kata mantan anggota panwaslu Makassar ini, kemarin.

Berdasarkan hasil survei terbaru Poltracking, untuk elektabilitas figur perseorangan, Ichsan Yasin Limpo (IYL) berada pada urutan teratas dengan meraup 21,87 persen.

Torehan itu terpaut sangat tipis dengan Nurdin Halid (NH) pada urutan kedua (21,27 persen). Namun, jika disimulasikan secara berpasangan, elektabilitas NH-Aziz Qahhar Mudzakkar unggul dari IYL-Andi Mudzakkar alias Cakka, baik itu tatkala terdapat empat paslon maupun head to head alias dua paslon.

Poltracking memang mencatat NH-Aziz unggul dalam berbagai simulasi. Dalam simulasi empat paslon, NH-Aziz menempati urutan teratas dengan mengumpulkan suara 19,79 persen. Disusul IYL-Cakka (17,39 persen), Nurdin Abdullah-Tanribali Lamo atau NA-TBL (16,37 persen) dan Agus Arifin Nu’mang-Aliyah Mustika Ilham atau AAN-AMI (8,95 persen).

Elektabilitas NH-Aziz bahkan kian tak terbendung bila hanya melibatkan tiga atau dua paslon, masing-masing 22,85 persen dan 26,43 persen.

“NH dan IYL bersaing sangat kompetitif (untuk elektabilitas figur perseorangan). Tapi, NH lebih unggul bila disimulasikan berpasangan. Jarak elektabilitas NH-Aziz dalam simulasi pasangan kandidat bahkan cenderung menjauh dari margin of error,” kata Arya Budi, saat merilis hasil survei tren elektabilitas Cagub-Cawagub Sulsel di Hotel Ibis, Kota Makassar, Minggu, 24 September.

Menurut Arya Budi, elektabilitas figur perseorangan untuk Calon Gubernur Sulsel sangat ketat.

Dari empat kandidat terkuat, tiga figur di antaranya belum bisa dikatakan unggul lantaran selisih perolehan suaranya masih dalam batas margin of error sebesar 3,5 persen. Contohnya selisih elektabilitas IYL dan NH yang hanya terpaut 0,6 persen tidak bisa menjadi indikator keunggulan.

Dalam survei elektabilitas figur perseorangan, bahkan NA bisa melampaui IYL yang berada pada urutan teratas. Hal itu lagi-lagi lantaran selisih perolehan suaranya masih dalam batas margin of error. Adapun hasil lengkap survei elektabilitas figur perseorangan yakni IYL (21,87 persen), NH (21,27 persen) dan Nurdin Abdullah atau NA (20,46 persen). Adapun Agus Arifin Nu’mang (AAN) tertinggal jauh dengan 9,97 persen.

Bukti elektabilitas figur perseorangan bukan menjadi jaminan kemenangan juga tergambar jelas pada hasil survei terbaru Poltracking.

Arya Budi mengungkapkan pihaknya mencatat keunggulan NH dalam simulasi pasangan berkat kontribusi pendampingnya yakni Aziz. Elektabilitas anggota DPD RI tiga periode itu ‘mempecundangi’ pendamping para rival NH pada Pilgub Sulsel.

Elektabilitas Aziz sebagai Calon Wakil Gubernur Sulsel mencapai 22,63 persen. Torehan itu jauh di atas pendamping IYL yakni Cakka pada urutan ketiga dengan 5,63 persen. Begitu pula dengan pendamping AAN yakni Aliyas Mustika Ilham (4,09 persen) dan pendamping NA yakni TBL (1,92 persen). Yang menarik, urutan kedua malah ditempati Rusdi Masse yang masuk dalam barisan pemenangan NH-Aziz.

Berbekal keunggulan elektabilitas secara berpasangan, NH-Aziz berpeluang untuk bisa mendongkrak lagi capaiannya. Dibandingkan kandidat lain, tren peningkatan popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas NH pun jauh meningkat dibandingkan kandidat lain. Padahal, mantan Ketua PSSI itu baru terhitung enam bulan efektif mensosialisasikan pencalonannya. Berbeda dengan kandidat lain yang memang menetap di Sulsel, seperti IYL, NA dan AAN. (*)

PDAM Makassar